Kebudayaan Dalam Manusia dan Masyarakat


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan dan Dinamika Kebudayaan

     1. Pengertian kebudayaan
           Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sansekerta) buddhayah yang merupakan bentuk jamak kata “budhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.
      Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colere. Artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colere kemudian culture, diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia mengolah dan mengubah alam.
         Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi kebudayaan adalah sebagai sebuah hasil karya, rasa, dan cipta masyakarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture)  yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
     Menurut Edward Burnett Tylor Dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture, ia mendefinisikan pengertian kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
       Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap kecakapan, dan kebiasaan.[1]
   2.  Pengertian dinamika kebudayaan
        Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapatmenyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu, yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam setiap keadaan
       Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan.[2]

B. Budaya dan Kebudayaan
       Menurut Koentjaraningrat budaya adalah gabungan antara ide, tindakan, karya dan rasa. Di mana kesemuanya berbaur menjadi satu dalam kehidupan kita dalam masyarakat.
Dari segi kelas kata, antara kebudayaan dan budaya adalah sama, yaitu kata benda, namun dari segi istilah, sebenarnya keduanya berbeda. Di mana budaya adalah sebuah bentuk tindakan atau adat yang berlaku akibat adanya olah rasa dan pengetahuan. Sedangkan untuk kebudayan adalah hasil dari melakukan budaya.
      Antara budaya dan kebudayaan tujuannya dan lingkupnya sama,namun yang membedakan adalah artinya atau praktisnya. Jika berbicara tentang adat, maka Kamu cenderung ke budaya, sedangkan jika berbicara tentang hasil maka Kamu berbicara tentang kebudayaan.[3]

C. Unsur-Unsur Kebudayaan
      Menurut Melville J. Herskovits terdapat empat unsur kebudayaan, yaitu :
         1. Alat-alat teknologi,
         2. Sistem ekonomi,
         3. Keluarga,
         4. Kekuasaan politik.
      Menurut Bronislaw Malinowski terdapat empat unsur kebudayaan, yaitu :
        1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam                      upaya menguasai alam sekelilingnya,
         2. Organisasi ekonomi,
         3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan. Perlu diingat bahwa keluarga merupakan                    lembaga pendidikan yang utama,
         4. Organisasi kekuatan.
      Menurut  Antropolog C. Kluckhohn terdapat tujuh unsur kebudayaan, yaitu :
        1. Perlatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, sejata,              alat-alat produksi, transpor dan sebagainya),
         2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi,                sistem distribusi dan sebagainya),
        3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem                           perkawinan),
        4. Bahasa (lisan maupun tertulis),
        5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya),
        6. Sistem pengetahuan, sistem pengetahuan menjadi salah satu unsur kebudayaan karena                          berbudaya dapat menghasilkan sistem- sistem pengetahuan yang terus berkembang untuk                    memenuhi rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu hal. Ilmu ada bermacam – macam dan                  memiliki peran tersendiri di setiap bidangnya. Dengan adanya ilmu pengetahuan kehidupan                 manusia bisa terbantu dan lebih maju dari waktu ke waktu. Tanpanya, kehidupan tidak akan                 berlangsung sampai seperti hari ini.
         7. Religi (sistem kepercayaan).[4]

D. Manusia, Masyarakat dan Budaya
   Prof. Dr. Koentjaraningrat mengemukakan definisi masyarakat bahwa: "Masyarakat itu adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat yang tertentu".
    Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Koentjaraningrat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah:
Terdiri dari manusia-manusia.
       Manusia-manusia itu membentuk kesatuan hidup atau kehidupan bersama.
Kehidupan bersama tersebut diikat oleh suatu sistem adat-istiadat, tradisi, kebiasaan atau tata kehidupan tertentu.[5]
     Hubungan manusia dengan masyarakat adalah dari unsur berdirinya masyarakat. masyarakat adalah himpunan atau kesatuan dari manusia-manusia. Antara manusia dan masyarakat tidak dapat dipisah-pisahkan. Manusia ada maka ada pula masyarakat, sebaliknya masyarakat ada karena adanya manusia.
      Hubungan masyarakat dengan kebudayaan adalah dari unsur berdirinya kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil, penjelmaan atau manifestasi dari kerja jiwa manusia. Masyarakat adalah kesatuan dari manusia-manusia yang melahirkan kebudayaan tersebut. Dengan kata lain, masyarakat itu merupakan himpunan dari manusia-manusia yang melahirkan, mendukung dan mengembangkan kebudayaan itu.
Jadi, masyarakat itu adalah wadah atau tempat dari kebudayaan, tempat menyalurkan cipta budaya manusia serta tempat mengembangkan kebudayaan itu. Kebudayaan lahir di tengah-tengah masyarakat, sebab manusia yang melahirkan kebudayaan itu hidup di tengah-tengah masyarakat. Sebaliknya, kebudayaan tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakartat : Rajawali Press, 1994, hal. 150-151.
[2] Enggar Dwi Wahyuningty, Makalah Diinamika Kebudayaan, diakses dari https://www.scribd.com/document/347406088/Makalah-Dinamika-Kebudayaan, pada tanggal 5 Mei  2017
[3] Tim Redaksi, Pengertian Budaya dan Pengertian Kebudayaan serta Perbedaannya, diakses dari, https://www.renesia.com/pengertian-budaya-pengertian-kebudayaan/, pada tanggal 11 Oktober 2018

[4] Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 1994, hal. 153-154.

[5] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990, hal. 98.

0 Response to "Kebudayaan Dalam Manusia dan Masyarakat"

Posting Komentar