Manajemen Kepemimpinan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi sebuah pekerjaan. Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti  yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Bimbingan Konseling adalah proses dengan manajemen yang juga memerlukan kepemimpinan. Oleh karena itu sangat penting untuk kita mengetahui bagaimana kepemimpinan yang di implementasikan di dalam bimbingan konseling, agar kita dapat menerapkannya dengan baik dan benar di dalam manajemen bimbingan konseling.
A.          RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian kepemimpinan?
2.      Apa tujuan dan fungsi kepemimpinan dalam manajemen BK?
3.      Bagaimana teori atau model kepemimpinan?
4.      Bagaimana kepemimpinan yang efektif?





B.           TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan.
2.      Untuk mengetahui tujuan dan fungsi kepemimpinan dalam manajemen BK.
3.      Untuk mengetahui bagaimana teori atau model kepemimpinan.
4.      Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan yang efektif.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut Leadership dan dalam bahasa Arab disebut Zi’amah atau Imamah. Dalam terminilogi yang dikemukakan oleh Marifield dan Hamzah kepemimpinan adalah menyangkut dalam menstimulasi, memobilisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, motif-motif dan kesetiaan yang terlibat dalam usaha bersama.[1]
Kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen yang menduduki posisi yang strategis dalam sistem dan hirarki kerja dan tanggung jawab pada sebuah organisasi. Berikut merupakan defenisi dari kepemimpinan, berdasarkan para ahli:[2]
a.       Kootz & O’donnel (1984), mendefinikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
b.      Georger R. Terry (1960), kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang yang berusaha mencapai tujuan bersama.
c.       Slamet (2002), kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi, pada umumnya untuk mempengaruhi orang-oarang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
d.      Thoha (1983), kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha untuk mengarahkan, membimbing, dan memotivasi serta bersama-sama mengatasi problem dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi.



B.     Fungsi dan Tujuan Kepemimpinan Dalam Manajemen BK
Ada beberapa pengelompokan fungsi kepemimpinan dalam BK, sebagai berikut:
1.      Structuring the situation, yaitu memberikan struktur yang jelas dari situasi-situasi rumit dalam pelaksanaan BK
2.      Controling group behavior, yaitu mengawasi atau mengendalikan perilaku anggota dalam pelaksaan BK
3.      Spokeman of the group, yaitu sebagai juru bicara dari anggota yang lain.
Fungsi lainnya:
1.      Seorang eksekusi
2.      Seorang perencana
3.      Seorang pembuat kebijakan
4.      Seorang ahli
5.      Seorang pengontrol perilaku
6.      Pemberi penghargaan atau sanksi
7.      Seorang penengah
8.      Simbol kelompok
Tujuan kepemimpinan dalam manajemen BK adalah untuk melaksakan organisasi BK dengan manajemen yang lebih terarah, dengan kinerja yang kompak di dalam sebuah organisasi, dan mampu mencapai tujuan dengan lebih mudah.           
C.    Teori atau Model Kepimpinan

1.      Teori Kepemimpinan
Menurut Purnomo dan Wijayanti, gaya kepemimpinan bersumber dari beberapa teori, yaitu:
a.       Teori Bakat (traits)
Teori yang mencari karakter atau kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Bakat (traits) di-definisikan sebagai kecenderungan yang dapat diduga, yang mengarahkan perilaku individu berbuat dengan cara yang konsisten dan khas.

b.       Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan, yaitu teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Kebanyakan perilaku kepemimpinan yang digambarkan oleh bawahan sebagai struktur prakarsa (initiating structure) dan pertimbangan (consideration), yaitu mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan para bawahan.
c.       Teori Situasional
Gaya situasional yang dikaitkan dengan tugas dan hubungan. Yang dimaksud dengan gaya situasional dikaitkan dengan tugas dan hubungan, yaitu bahwa seorang manajer atau pemimpin akan menggunakan gaya tertentu, tergantung pada apa yang menonjol, tugas atau hubungan.
2.      Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan
Menurut Hasibuan, terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
a.       Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan Otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
b.      Kepemimpinan Partisipasi
Kepemimpinan Partisipasi adalah apabila dalam kepemimpinan-nya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerja sama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
c.       Kepemimpinan Delegasi
Kepemimpinan Delegasi apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli cara bawahan mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya diserahkan kepada bawahan.
Sedangkan menurut Sutikno, gaya kepemimpinan terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
a.       Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin otokratik akan menunjukkan sikap yang menonjolkan keakuannya, dan selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan bawahannya.
b.      Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil.
c.       Tipe Paternalistik
Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk, memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya.
d.      Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu dikagumi.
e.       Tipe Militeristik
Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin dalam menggerakkan bawahannya lebih sering mempergunakan sistem perintah, senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, dan senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f.       Tipe Pseudo-demokratik
Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi demokratik. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung untuk memperoleh kemenangan tertentu. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus dan samar-samar.
g.      Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasihat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab.

D.    Kepemimpinan Yang Efektif
Menurut Gayla Hodge dalam buku Sudarwan Danim bahwa karakteristik pemimpin yang efektif adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki Visi, pemimpin dapat melihat kemana organisasi harus pergi sebelum orang lain melakukannya.
b.      Memiliki fokus untuk mencapai tujuan, pemimpin melakukan apa yang masuk akal dan bekerja dengan basis keunggulan.
c.       Memenangi dukungan, memanfaatkan gaya dan aktivitas yang paling cocok untuk mereka sebagai individu.
d.      Tahu bagaimana mereka bekerja, pemimpin belajar dari keberhasilan dan kegagalan, mengasah kemampuan, mengintegrasikan pengalaman, keterampilan, kompetensi dan kesadaran dirinya.
e.       Secara alami tahu bagaimana memanfaatkan kekuatan.
f.       Tidak mencoba menjadi orang lain, seorang pemimpin memahami bahwa bekerja untuk diri sendiri hanya seketika berada pada posisi terbaiknya.
g.      Mencari orang-orang dengan berbagai ciri efektivitas alam, pemimpin tidak hanya menghargai orang lain, melainkan juga bergantung pada orang lain untuk mengisi kekosongan.
h.      Menarik orang lain, pemimpin dari orang-orang ingin bekerja untuk dengan mereka.[3]
i.        Mengembangkan kekuatan, dimana pemimpin membangun kekuatan diri sendiri sambil berusaha untuk memperbaiki kelemahannya.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar pekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan juga bagian penting dari manajemen. Dikarenakan fungsi kepemimpinan yang sangat di perlukan di dalam organisasi yang ingin mencapai tujuan tertentu
B.     Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita.




DAFTAR PUSTAKA

Ajepri Feska, Jurnal Kepemimpinan Efektif Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, Lampung tengah: STAIM Kalirejo

Moeharjono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Jakarta: Raja Grafindo.

Zakub Hamzah, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan, Bandung: diponegoro.




 [1] Hamzah Zakub, Menuju Keberhasilan Manajemen dan Kepemimpinan, Bandung: diponegoro, h. 125
 [2] Moeharjono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Jakarta: Raja Grafindo, h. 382
 [3] Feska Ajepri, Jurnal Kepemimpinan Efektif Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, Lampung tengah: STAIM Kalirejo, h. 141-142

0 Response to "Manajemen Kepemimpinan"

Posting Komentar